Seiring dengan berkembangnya ekonomi global, Indonesia semakin terpuruk dengan krisis ekonomi yang merambat hampir di seluruh pelosok di Indonesia. Perkembangan ekonomi di Indonesia sangat kurang cepat dan kurang luas. Percepatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sejak krisis ekonomi pada 1997 dan 1998 terus beranjak naik. Jika pada krisis lalu pertumbuhan ekonomi anjlok sampai minus 13,5 persen, pada tahun 2011 menjadi lebih dari 6,5 persen dengan pendapatan perkapita 3500 US dolar lebih. Dengan penurunan tingkat ekonomi Indonesia yang sangat merosot, Indonesia seolah-olah merupakan suatu keajaiban yang menghilang. Sangat tidak lazim jika Indonesia yang kaya dengan ketersediaan sumber daya alamnya memiliki tingkat perekonomian yang rendah.
Setelah berpuluh-puluh tahun terbuai dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat melimpah dan mengagumkan, pada tahun 1998 ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang luar biasa. Tahun 1998 menjadi saksi bagi tragedi kemerosotan ekonomi Indonesia. Keadaannya sangat tragis dan suram dalam catatan sejarah perekonomian Indonesia. Kita sering mengingat prasa yang berbunyi “Black Tuesday” yang menandai awal resesi ekonomi dunia tanggal 29 Oktober 1929 yang juga disebut dengan “malaise.” Perubahan yang dramatis terjadi dalam tempo setahun, prestasi ekonomi yang dicapai dalam dua dekade tertimbun begitu saja. Selama periode sembilan bulan pertama 1998, di mana periode tersebut merupakan periode paling hiruk pikuk dalam perekonomian. Krisis yang sudah berjalan enam bulan selama tahun 1997, terus berkembang semakin buruk dalam tempo yang cepat.
Dampak krisis pun mulai dirasakan secara nyata oleh masyarakat Indonesia. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara. Seperti efek bola salju, krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai tukar bath di Thailand 2 Juli 1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis ekonomi, berlanjut lagi krisis sosial kemudian ke krisis politik. Akhirnya, hal tersebut berkembang menjadi krisis total yang melumpuhkan nyaris seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa. Katakan, sektor apa di negara ini yang tidak goyah.
Bahkan kursi atau tahta mantan Presiden Soeharto pun goyah, dan akhirnya dia tinggalkan. Mungkin Soeharto, selama sisa hidupnya akan mengutuk devaluasi bath, yang menjadi pemicu semua itu.
Tujuan (MP3EI) menurut pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia dalam sektor ekonomi karena adanya krisis global, tetapi itu semua hanya akal-akalan saja untuk mengelabui masyarakat awam. Tanpa kita sadari di dalam (MP3EI) ada tendensi lain yang terkandung yaitu adanya kepentingan kapitalis yang berkerja sama dengan pemerintah sebagai agen kapitalis untuk melakukan investasi besar-besaran di Indonesia karena sebentar lagi Indonesia akan memasuki pasar bebas ASEAN di tahun 2015. Masyarakat Indonesia kelas menengah ke bawah dipaksa untuk bersaing dengan modal-modal asing dalam sektor ekonomi, yang mana secara otomatis masyarakat kecil akan kalah dan bangkrut karena kapitalis mempunyai alat produksi yang bisa memproduksi kebutuhan-kebutuhan pokok dalam waktu yang cepat. Sedangkan masyarakat harus bersusah payah di tengah teriknya matahari untuk menjajakan hasil dari perkebunan dan pertanian mereka. MP3EI ini meliputi enam koridor yaitu jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan Nusa tenggara.
Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku yang dilirik adalah sumber daya alamnya yang kaya, tetapi yang menjadi persoalan adalah sumber daya alam yang dikelola oleh asing sehingga yang di dapat masyarakat hanyalah kerusakan lingkungan. Karena tendensi dari kapitalis hanyalah mendapatkan keuntungan tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi terhadap masyarakat sekitar. Program (MP3EI) juga diperkuat dengan landasan supra struktur yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk melancarkan program tersebut, karena ketika program (MP3EI) itu diterapkan akan banyak bermunculan radikalisasi-radikalisasi oleh masyarakat yang ingin mempertahankan tanahnya. Regulasi tersebut berupa undang-undang yang anti demokrasi (UU Ormas, UU intelejen, UU PKS) oleh sebab itu perlu diberikan penyadaran terhadap masyarakat agar menolak (MP3EI), karena (MP3EI) bukanlah solusi untuk mensejahterakan masyarakat tetapi itu hanyalah sebuah boomerang untuk masyarakat yang suatu saat akan membumi hanguskan kita di tanah sendiri.
Program (MP3EI) ini juga tidak terlepas dengan situasi politik di Indonesia, yang mana kita ketahui bahwa partai-partai yang ikut pemilu adalah partai-partai borjuis yang merupakan bagian dari kapitalis, yang ke semua partai tersebut juga telah dihinggapi oleh watak militerisme yang menggunakan senjata sebagai tameng yang siap melindungi berjalannya program (MP3EI) tersebut. Perlu kita ketahui bahwa tendensi dari MP3EI ini adalah investasi modal yang dilakukan kapitalis. Maka dari itu benang merah antara partai-partai borjuis yang ikut pemilu dan kapitalis itu tidak bisa dipisahkan, oleh sebab pemilu borjuis 2014 ini harus ditolak, Karena akan bahaya jika watak militerisme yang anti demokrasi tersebut berkuasa di negeri ini. Karena jika hal tersebut terjadi, maka ruang demokrasi akan dibungkam dan demokrasi akan berada di ujung senjata militer.
Program (MP3EI) ini juga tidak terlepas dengan situasi politik di Indonesia, yang mana kita ketahui bahwa partai-partai yang ikut pemilu adalah partai-partai borjuis yang merupakan bagian dari kapitalis, yang ke semua partai tersebut juga telah dihinggapi oleh watak militerisme yang menggunakan senjata sebagai tameng yang siap melindungi berjalannya program (MP3EI) tersebut. Perlu kita ketahui bahwa tendensi dari MP3EI ini adalah investasi modal yang dilakukan kapitalis. Maka dari itu benang merah antara partai-partai borjuis yang ikut pemilu dan kapitalis itu tidak bisa dipisahkan, oleh sebab pemilu borjuis 2014 ini harus ditolak, Karena akan bahaya jika watak militerisme yang anti demokrasi tersebut berkuasa di negeri ini. Karena jika hal tersebut terjadi, maka ruang demokrasi akan dibungkam dan demokrasi akan berada di ujung senjata militer.
MELAWAN ATAU DI TINDAS!
Pena: Novet (Kader PEMBEBASAN Kolektif Utara).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar